Ratusan Siswa Gagal Ambil PIN PPDB, Dokumen Tak Lengkap Jadi Kendala Utama

 


KEDIRI, panjalu.online – Proses pengambilan Personal Identification Number (PIN) untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sejumlah SMA dan SMK Negeri di Kota Kediri menemui hambatan. Ratusan siswa terpaksa pulang dengan kecewa karena berkas yang mereka bawa tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Dari pantauan Radar Kediri di laman resmi SPMB Jatim, hingga pukul 16.00 WIB kemarin (4/6), tercatat sebanyak 1.559 PIN telah berhasil diverifikasi. Jumlah tersebut tersebar di tujuh SMA dan tiga SMK Negeri di Kota Kediri.

Namun demikian, masih terdapat 1.025 siswa yang berkasnya belum bisa diproses. Di antara kendala utama yang dihadapi adalah penggunaan kartu keluarga (KK) dengan tanggal terbit kurang dari satu tahun, atau KK baru, yang tidak sesuai dengan aturan verifikasi.

“Baru tahu ternyata KK anak saya nggak bisa dipakai karena baru diterbitkan beberapa bulan lalu,” ujar Asih, salah satu wali murid yang mengantar anaknya ke SMKN 1 Kota Kediri.

Selain masalah KK, sejumlah siswa juga belum menyiapkan surat pernyataan orang tua, tidak membawa materai, hingga membawa fotokopi tanpa menyertakan dokumen asli seperti KK atau rapor.

Menurut Arif Setiya Wardana, petugas informasi dari SMKN 1 Kota Kediri, lonjakan jumlah siswa yang datang untuk verifikasi sudah terjadi sejak dua hari lalu. “Pada hari kedua ini kami memproses sekitar 190-an PIN, tapi antrean masih panjang,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa verifikasi dilakukan hingga pukul 18.30 setiap harinya, dan pihak sekolah sudah menurunkan puluhan operator untuk mempercepat proses.

Arif juga menyoroti masih adanya siswa yang menyerahkan surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh dokter praktik pribadi, padahal ketentuannya harus dari puskesmas atau rumah sakit. “Banyak yang akhirnya harus balik lagi hanya karena surat sehatnya tidak sesuai,” imbuhnya. Ia menekankan pentingnya mengecek semua persyaratan di laman resmi PPDB sebelum datang ke sekolah untuk menghindari pengulangan proses.

Sementara itu, antrean panjang juga terjadi di SMAN 1 Kota Kediri (Smast). Jumlah siswa yang mengambil PIN di sekolah tersebut mencapai 163 orang. Namun, proses verifikasi diwarnai gangguan akibat listrik yang padam berulang kali.

“Listrik sering padam sekitar jam 12 siang sejak dua hari terakhir. Ini jelas memperlambat proses,” ujar Arif Syah Putra, Pelaksana Tugas Kepala SMAN 1 Kediri. Ia menyebutkan bahwa masalah ini disebabkan oleh kerusakan pada miniature circuit breaker (MCB) sekolah. “Sudah kami jadwalkan pemeriksaan oleh PLN pada Kamis (5/6),” jelasnya.

Tidak hanya masalah teknis, Arif menambahkan bahwa ada banyak siswa yang datang ke SMAN 1 untuk verifikasi padahal menurut sistem mereka seharusnya menuju sekolah lain. “Sistem secara otomatis memberi rekomendasi lokasi verifikasi. Tapi banyak yang tidak mencermatinya. Akibatnya, berkas mereka tidak bisa kami proses,” ungkapnya. Kasus serupa juga terjadi di SMAN 1 Mojo, tempat Arif juga menjabat sebagai kepala sekolah definitif.

Dengan melihat berbagai kendala tersebut, para orang tua dan calon siswa diimbau untuk lebih teliti dalam menyiapkan dokumen, serta mematuhi prosedur dan rekomendasi sistem agar proses verifikasi dapat berjalan lancar.(red.a)

Post a Comment

Previous Post Next Post