KEDIRI, panjalu.online – Kesabaran warga Dusun Bulusoban, Desa Sambirejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, kian menipis. Setelah lebih dari lima tahun hidup berdampingan dengan jalan rusak parah, warga akhirnya meluapkan kekecewaan mereka lewat aksi damai: memasang spanduk protes di berbagai titik strategis kampung.
Spanduk-spanduk itu bukan sekadar unjuk rasa biasa. Di baliknya tersimpan harapan lama yang terus tertunda—perbaikan jalan desa yang menjadi nadi utama aktivitas warga sehari-hari.
“Sudah bertahun-tahun kami ajukan ke pemerintah desa, kabupaten, bahkan lewat musrenbang. Tapi sampai sekarang, hanya janji-janji,” ujar Roni, salah satu warga, Minggu (22/6/2025).
Menurutnya, kerusakan jalan sepanjang hampir satu kilometer itu bukan lagi sekadar lubang-lubang kecil. Di beberapa titik, aspal mengelupas habis, berganti dengan batu kerikil dan tanah yang licin saat hujan. Warga menyebut, jalan itu kini lebih mirip lintasan off-road daripada akses umum.
Bahkan, kondisi tersebut kerap menimbulkan kecelakaan. Seorang pemuda dusun menyebutkan, tak sedikit pengendara—terutama ibu-ibu dan anak-anak sekolah—yang terjatuh akibat jalan yang tidak rata.
“Terakhir, ada penjual pentol jatuh sampai rombongnya terguling. Belum lagi anak-anak yang naik sepeda, sering terpeleset. Ini bukan lagi soal kenyamanan, tapi soal keselamatan,” katanya prihatin.
Selama bertahun-tahun, warga sudah berusaha menyuarakan keluhan melalui berbagai forum. Namun, respon dari pihak berwenang dinilai minim. Alasan anggaran dan skala prioritas selalu menjadi jawaban yang mereka terima.
“Aneh saja. Pembangunan di tempat lain jalan terus, tapi di sini selalu dibilang belum ada anggaran. Padahal kami juga bagian dari Kabupaten Kediri,” cetus Rini, warga lainnya.
Aksi pemasangan spanduk akhirnya menjadi pilihan terakhir. Spanduk bertuliskan “Kami Butuh Jalan, Bukan Janji”, dan “Jalan Rusak Bukan Takdir, Tapi Akibat Pembiaran” kini menjadi penanda keresahan kolektif warga.
Warga berharap, suara mereka kali ini tak lagi diabaikan. Mereka meminta pemerintah untuk segera turun tangan, melakukan survei ulang, dan mengalokasikan anggaran konkret untuk memperbaiki jalan tersebut sebelum jatuh korban lebih banyak.
“Kami nggak minta banyak. Satu kilometer itu saja yang dibenahi. Demi anak-anak kami, demi keselamatan semua yang lewat,” ujar salah seorang tokoh masyarakat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah desa maupun pihak terkait di Kabupaten Kediri.(red.al)
Post a Comment