Kediri,panjalu.online – Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, memicu penutupan sejumlah bandara di wilayah tersebut. Kondisi ini sempat menimbulkan kekhawatiran terkait kelancaran proses pemulangan jemaah haji Indonesia dari Tanah Suci.
Namun demikian, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama memastikan bahwa pemulangan jemaah haji tetap berjalan sesuai jadwal. Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar, menyatakan bahwa rute kepulangan melalui Bandara Jeddah dan Madinah masih aman digunakan.
“Hingga saat ini belum ada perubahan jadwal atau gangguan penerbangan yang terkait langsung dengan konflik di kawasan. Semua berjalan sesuai rencana,” ujar Menag, Selasa (17/6).
Ia menambahkan, proses pemulangan jemaah gelombang pertama telah dimulai sejak 11 Juni 2025, dan berlangsung lancar tanpa hambatan akibat konflik Timur Tengah.
Meski demikian, Menag mengakui terdapat satu insiden keterlambatan penerbangan. Hal itu terjadi pada Kamis, 12 Mei 2025, pada penerbangan SV 5296 yang membawa Kloter KJT 01. Penerbangan yang dijadwalkan pukul 19.15 Waktu Arab Saudi mengalami penundaan selama hampir enam jam. Namun keterlambatan tersebut disebabkan oleh kendala teknis, bukan dampak dari konflik kawasan.
“Kami bersyukur, hanya satu kali penundaan, dan itu pun karena alasan teknis. Jamaah tetap kami beri kompensasi berupa makanan,” jelas Prof. Nasaruddin.
Guna mengantisipasi situasi yang tidak terduga, pemerintah telah menyiapkan skenario darurat, termasuk logistik tambahan, akomodasi cadangan, dan layanan kesehatan di bandara.
Kementerian Agama juga terus berkoordinasi dengan otoritas Arab Saudi dan maskapai penerbangan untuk memastikan seluruh proses pemulangan berjalan aman dan nyaman bagi jemaah Indonesia.
Dengan perkembangan situasi yang masih dinamis di Timur Tengah, pemerintah mengimbau kepada keluarga jemaah di Tanah Air untuk tetap tenang dan percaya bahwa setiap langkah telah dipersiapkan dengan matang.(red.al)
Post a Comment