Pemprov Jatim Siapkan Layanan Transportasi Laut Murah, Rute Probolinggo-Sumenep Segera Diluncurkan

  


Mojokerto,panjalu.online –Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong peningkatan konektivitas antarwilayah dengan mengembangkan moda transportasi laut cepat bertarif terjangkau. Setelah sukses menghadirkan Bus Trans Jatim, kini Pemprov Jatim bersiap menghadirkan layanan Trans Laut Jatim, salah satunya melayani rute Probolinggo menuju Sumenep, Madura.

Tarif kapal cepat ini dipatok sangat ekonomis, yakni antara Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu per penumpang. Rencana ini menjadi bagian dari upaya Pemprov Jatim menyediakan alternatif transportasi laut bagi masyarakat pesisir dan kepulauan.

Menurut Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pengembangan jalur laut merupakan langkah strategis untuk menjangkau kawasan yang selama ini sulit diakses. Ia menyampaikan hal tersebut usai meresmikan layanan Bus Trans Jatim Koridor VI di Terminal Mojosari, Senin (26/5/2025).

"Transportasi laut ini menjadi pelengkap penting dari konektivitas darat yang sudah kami bangun. Kami berharap izin dan dukungan pemerintah pusat bisa mempercepat realisasinya, terutama untuk mendukung konektivitas ke kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN),” ujar Khofifah.

Tercatat, ada empat jalur pelayaran yang sedang disiapkan oleh Pemprov Jatim, yaitu:

  1. Pelabuhan Pantai Boom (Banyuwangi) – Pelabuhan Serangan (Denpasar, Bali),

  2. Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) – Balikpapan (Kalimantan Timur),

  3. Pelabuhan Jangkar (Situbondo) – Balikpapan,

  4. Probolinggo – Sumenep.

Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, menjelaskan bahwa rute Pantai Boom–Denpasar dan dua rute menuju Balikpapan akan dioperasikan sepenuhnya oleh pihak swasta. Khusus jalur Boom–Serangan, waktu tempuh diperkirakan hanya 2,5 sampai 3 jam menggunakan kapal cepat, dengan tarif sekitar Rp 275.000 per orang—lebih efisien dibanding pelayaran Ketapang–Gilimanuk yang bisa memakan waktu hingga lima jam.

Untuk jalur Probolinggo–Sumenep, pengelolaan dilakukan melalui skema buy the service (BTS), di mana Pemprov memberikan subsidi kepada operator swasta untuk menekan harga tiket agar tetap terjangkau masyarakat.

“Prosesnya sudah masuk tahap pengadaan barang dan jasa, termasuk penunjukan operator pelayaran. Kami targetkan waktu tempuh sekitar lima jam dengan kapal cepat kapasitas 300 penumpang,” terang Nyono.

Saat ini belum tersedia pelayaran reguler dari Probolinggo ke Sumenep, sehingga kehadiran Trans Laut Jatim akan mengisi kekosongan layanan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan pesisir dan kepulauan Madura.

Di hari kerja, kapal akan melayani rute pendek seperti Probolinggo – Gili Ketapang – Gili Mandangin – Pelabuhan Branta (Pamekasan). Pada akhir pekan dan masa libur panjang, trayek akan diperluas hingga mencakup destinasi eksotis seperti Pulau Kambing, Gili Genting, Gili Labak, dan Gili Iyang di wilayah Sumenep.

“Kami melihat potensi wisata sangat besar di kawasan ini. Pelayaran reguler akan membantu akses wisatawan, sekaligus memperkuat mobilitas masyarakat kepulauan yang selama ini minim transportasi publik,” jelasnya.

Lebih lanjut, Nyono menegaskan bahwa skema subsidi bersifat sementara. Jika pelayaran sudah berjalan mandiri secara komersial, dukungan pemerintah akan dialihkan ke wilayah atau rute lain yang lebih membutuhkan.

"Kita tidak ingin membentuk ketergantungan. Ketika trayek ini sudah mandiri, kami akan lepas dan berpindah ke wilayah-wilayah lain yang belum terjangkau layanan publik," tegasnya.

Peluncuran resmi Trans Laut Jatim Probolinggo–Sumenep direncanakan bertepatan dengan Hari Jadi Pemprov Jawa Timur, pada 12 Oktober 2025 mendatang. Kehadirannya diharapkan menjadi tonggak baru dalam sistem transportasi maritim Jatim yang inklusif, efisien, dan mendukung kemajuan wilayah pesisir.(red.a)

Post a Comment

Previous Post Next Post