Jelang Wukuf, Jemaah Haji Kediri Fokus Jaga Kesehatan dan Nikmati Kuliner Nusantara di Makkah

 


MAKKAH, panjalu.online– Menjelang puncak ibadah haji yang akan berlangsung di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), para jemaah haji asal Kediri Raya mulai mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Dengan waktu hanya sepekan menuju wukuf di Arafah, para jemaah memperbanyak istirahat, menjaga stamina, dan sebagian lainnya mengisi waktu dengan melaksanakan umrah sunnah.

Ketua Kloter SUB 03, Khoirul Anam, menyampaikan bahwa secara umum kondisi jemaah dalam keadaan stabil dan siap menghadapi rangkaian ibadah puncak. Meski demikian, masih terdapat beberapa jemaah yang mengalami gangguan kesehatan ringan seperti batuk dan flu.

“Petugas medis kloter kami selalu siaga memberikan pelayanan terbaik. Jika ada jemaah yang menginap di hotel berbeda, tim medis tetap mendatangi mereka untuk memberikan obat maupun pemeriksaan,” ujar Khoirul yang membimbing jemaah dari Kota Kediri dan sebagian wilayah Kabupaten Tulungagung.

Ia menambahkan, banyak jemaah yang memilih melakukan umrah sunnah. Namun, dirinya terus mengingatkan agar tidak berlebihan dalam beraktivitas fisik agar kondisi tubuh tetap fit ketika menghadapi prosesi ibadah di Armuzna. “Kami anjurkan agar jemaah lebih fokus menjaga tenaga. Ibadah wajib adalah prioritas utama,” tegasnya.

Senada dengan itu, dokter Kloter 06 dr Fari Tedy Rahardian juga mengingatkan jemaah untuk selalu menjaga kesehatan, salah satunya dengan membatasi aktivitas di luar hotel serta rutin menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan kacamata.

“Kami juga menyarankan agar tidak memaksakan diri untuk melakukan ibadah sunah terlalu banyak, karena bisa menyebabkan kelelahan dan menurunkan daya tahan tubuh,” ujar dr Tedy. Ia mengaku aktif memantau kondisi jemaah melalui grup WhatsApp kloter agar komunikasi dan pengawasan berjalan efektif.

Dari hasil pantauan, sebagian besar jemaah dalam kondisi sehat, meski keluhan seperti batuk, pilek, dan pegal-pegal masih sering muncul. “Keluhan ringan seperti itu wajar, tapi tetap kami tangani agar tidak berkembang,” imbuhnya.

Di tengah kesibukan ibadah, jemaah juga memanfaatkan waktu untuk mengobati rasa rindu kampung halaman melalui kuliner khas Indonesia. Merasa bosan dengan menu hotel yang monoton, banyak jemaah mendatangi pasar kaget yang digelar usai salat Subuh di sekitar hotel oleh para mukimin, warga Indonesia yang menetap di Arab Saudi.

Beragam makanan favorit tanah air ditawarkan, mulai dari nasi pecel, nasi urap, nasi kuning, bakso, hingga nasi goreng dan jajanan pasar seperti pisang goreng, ote-ote, telur rebus, dan onde-onde. Suasana pasar kaget ini menjadi hiburan tersendiri bagi para jemaah, sekaligus pelepas rindu akan cita rasa masakan Indonesia.

“Alhamdulillah, bisa makan urap-urap di sini, rasanya seperti di rumah sendiri,” ujar Ahmad, jemaah asal Ngadiluwih. Ia mengatakan harga makanan di pasar kaget cukup terjangkau, berkisar lima hingga sepuluh riyal, atau setara Rp 20.000–40.000.

Dengan kondisi yang relatif stabil dan dukungan penuh dari tim kesehatan dan petugas kloter, jemaah haji Kediri Raya diharapkan bisa menjalani seluruh rangkaian ibadah puncak haji dengan lancar, khusyuk, dan penuh semangat.(red.a)

Post a Comment

Previous Post Next Post