Sidoarjo, panjalu.online –Di tengah kesibukan kota, tersembunyi cerita pilu seorang ayah yang berjuang sendirian membesarkan anaknya di bawah kolong jembatan kawasan Gedangan, Sidoarjo. Achmad Yusuf Afandi, pria asal Mojokerto, harus menjalani kehidupan sulit bersama bayi balitanya yang baru berusia 11 bulan tanpa tempat tinggal yang layak.
Sejak tahun 2023, Yusuf dan buah hatinya berteduh di bawah beton jembatan itu yang menjadi satu-satunya tempat perlindungan mereka. Dalam kondisi yang serba terbatas, Yusuf bahkan hanya mampu makan satu kali dalam seminggu demi mengutamakan kebutuhan susu sang anak.
Kisah menyentuh ini mulai dikenal luas setelah sebuah video yang merekam kondisi Yusuf tersebar di platform TikTok dan Instagram. Video tersebut diunggah oleh Najib, pemilik akun @najib_spbu, yang mendapatkan informasi dari seorang temannya tentang adanya bayi yang tinggal di kolong jembatan.
Awalnya, Najib ragu karena akses menuju lokasi sangat sulit. Namun, bersama timnya, ia berhasil menemukan Yusuf dan bayinya. Kondisi di sana sangat memprihatinkan, dengan beberapa perabotan sederhana dan seadanya yang digunakan sebagai tempat tinggal sehari-hari.
Yusuf menjalani kesehariannya di bawah jembatan itu, mulai dari tidur, bermain, hingga memasak untuk anaknya. Najib dalam videonya menggambarkan situasi tersebut sangat memprihatinkan, terlebih saat ada kendaraan yang melintas di atas mereka, menimbulkan kebisingan dan getaran.
Saat ditemui oleh detikJatim pada Kamis (30/5/2025), Yusuf mengungkapkan bahwa sudah dua tahun ia menetap di kolong jembatan tersebut.
“Saya dulunya tinggal di Sidoarjo, lupa persisnya di mana. Tapi sejak tahun 2023, saya sudah tinggal di bawah jembatan ini,” ujarnya dengan nada lirih.
Yusuf mengaku terpaksa tinggal di sana karena kondisi ekonomi yang sangat sulit. Dia kerap menahan lapar demi bisa menyediakan susu untuk anaknya.
“Saya nggak mampu bayar kos lagi, jadi susu anak tetap prioritas walau saya harus makan sekali seminggu saja,” tambah Yusuf.
Kehidupan Yusuf semakin berat setelah sang istri yang menemani selama ini jatuh sakit dan meninggal dunia. Yusuf dengan penuh perjuangan mengayuh sepeda angin sambil menggendong bayi mereka ke RSUD Sidoarjo. Namun, sang istri akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.
“Istri saya tidak sadar dan meninggal di rumah sakit. Saya kemudian membawa jenazahnya ke kampung halaman keluarga di Jember untuk dimakamkan di sana,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Sejak kehilangan istrinya, Yusuf tetap bertahan menjalani hidup di kolong jembatan bersama anaknya yang masih kecil. Meski terperangkap dalam kemiskinan, cinta dan kasih sayang Yusuf kepada sang buah hati tak pernah surut. Ia terus berjuang memberikan yang terbaik meski dengan segala keterbatasan yang ada.
Kisah ini mengingatkan kita semua akan pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap sesama yang sedang mengalami kesulitan. Diharapkan, pihak berwenang dan masyarakat dapat membantu Yusuf dan anaknya mendapatkan kehidupan yang lebih layak.(red.a)
Post a Comment