Harga Komoditas Pangan Turun, Kota Kediri Alami Deflasi Ketiga di Tahun 2025

  


KEDIRI, panjalu.online Pergerakan harga barang dan jasa di Kota Kediri menunjukkan penurunan pada Mei 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri mencatat bahwa kota berjuluk Kota Tahu tersebut mengalami deflasi sebesar 0,34 persen. Ini menjadi kali ketiga dalam tahun ini Kediri mencatatkan deflasi, menunjukkan tren harga yang cenderung menurun dalam beberapa bulan terakhir.

Kepala BPS Kota Kediri, Emil Wahyudiono, menyampaikan bahwa kelompok pengeluaran untuk makanan, minuman, dan tembakau menjadi faktor utama penurunan inflasi. Kelompok ini menyumbang andil deflasi sebesar 0,34 persen, dengan tingkat penurunan harga mencapai 1,19 persen.

“Komoditas seperti cabai rawitcabai merahbawang merahkelapawortel, dan bawang putih mengalami penurunan harga yang cukup tajam,” jelas Emil saat konferensi pers pada Senin (2/6).

Menurut Emil, salah satu penyebab utama turunnya harga adalah tingginya curah hujan yang berdampak pada kualitas hasil panen. “Karena musim hujan masih berlangsung saat masa panen, banyak komoditas seperti cabai mengalami pembusukan lebih cepat, membuat petani menjual dengan harga rendah agar tidak merugi,” jelasnya.

Selain sektor pangan, biaya transportasi udara juga turut memberikan kontribusi terhadap deflasi. Komponen ini menyumbang deflasi sebesar 0,01 persen, terutama akibat penurunan tarif angkutan udara.

“Mulai 14 Mei hingga 30 Juni, salah satu maskapai menghentikan sementara rute penerbangan Jakarta–Kediri, sehingga terjadi penyesuaian harga tiket di pasar,” ungkap Emil.

Namun demikian, tidak semua komoditas memberikan efek penurunan. Beberapa barang justru menahan laju deflasi. Di antaranya adalah kacang panjang, yang memberi andil inflasi 0,04 persen, serta daging ayam rastelur ayamtomat, dan mobil yang masing-masing menyumbang 0,03 persen. Sedangkan alpukat dan tarif pulsa telepon seluler menambahkan inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen.

Lebih lanjut, Emil yang juga seorang ayah tiga anak ini menyoroti beberapa potensi tekanan harga pada bulan Juni. Dua momen penting yang berpotensi memicu kenaikan adalah Idul Adha dan awal tahun ajaran baru.

“Biasanya menjelang Idul Adha, permintaan daging dan kebutuhan pokok meningkat, mendorong kenaikan harga. Selain itu, menjelang sekolah, komoditas seperti seragam, alat tulis, dan biaya pendidikan juga bisa menambah tekanan inflasi,” tambahnya.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), Kota Kediri masih mencatatkan inflasi sebesar 1,08 persen, menandakan adanya kenaikan harga dibandingkan Mei 2024. Sedangkan untuk akumulasi sejak awal tahun (year-to-date/ytd), inflasi tercatat sebesar 0,85 persen.

Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan terus memantau dinamika harga, terutama menjelang momen-momen penting yang sensitif terhadap inflasi. Stabilitas harga menjadi perhatian utama agar daya beli masyarakat tetap terjaga.(red.a)

Post a Comment

Previous Post Next Post