Evan Dimas Fokus Latih SSB Saraswati Tulungagung, Tinggalkan Gemerlap Liga Demi Cetak Bibit Unggul

 


TULUNGAGUNG,  panjalu.online– Sosok Evan Dimas kembali mencuri perhatian publik. Namun kali ini bukan karena aksinya sebagai gelandang di lapangan hijau, melainkan karena penampilannya yang tampak lebih kurus serta keputusannya mengambil jalan baru sebagai pelatih muda.

Mantan kapten Timnas Indonesia U-19 itu kini resmi melatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Saraswati, yang berlokasi di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Keputusannya meninggalkan dunia profesional dan beralih menjadi pelatih dinilai sebagai langkah mulia untuk regenerasi sepak bola nasional.

“Sekarang saya melatih anak-anak di SSB Saraswati. Tujuannya untuk membina talenta muda. Ini bagian dari tanggung jawab saya sebagai orang yang pernah bermain untuk bangsa,” ujar Evan saat ditemui, Jumat (13/6/2025).

Yang menarik, Evan Dimas tidak memilih SSB di kota kelahirannya, Surabaya. Ia justru menjatuhkan pilihan ke SSB yang bernaung di bawah Sanggar Saraswati Nuswantara, sebuah komunitas budaya yang berbasis di Tulungagung.

“Awalnya diajak oleh teman-teman dari Sanggar Saraswati Nuswantara. Kebetulan saya juga punya hubungan kekeluargaan dengan mereka, jadi ada kedekatan emosional,” jelas mantan pemain Persebaya dan Bhayangkara FC tersebut.

Setelah kontraknya bersama Persik Kediri selesai pada Januari 2025, Evan lebih banyak menghabiskan waktunya di Tulungagung. Di luar aktivitas melatih, ia juga aktif mengikuti kegiatan seni dan budaya yang rutin digelar di sanggar tersebut.

“Sekarang memang lebih sering berada di sanggar. Kadang ikut latihan budaya juga. Saya merasa ini waktu yang pas untuk rehat dari kompetisi profesional, sambil tetap produktif dan bermanfaat,” tambahnya.

Meski tak lagi menghiasi layar kaca lewat laga-laga besar, dedikasi Evan Dimas tak surut. Ia bahkan kerap turun langsung ke lapangan SSB untuk membimbing para pemain muda, mulai dari teknik dasar, disiplin, hingga mental bertanding.

Banyak yang mengapresiasi keputusan Evan. Bagi sebagian orang, keputusannya ini mencerminkan bentuk kedewasaan dalam berkarier. Ia tak hanya mengejar prestasi pribadi, tetapi juga memilih menanam investasi jangka panjang untuk sepak bola tanah air.

Langkah Evan Dimas menjadi pengingat bahwa kontribusi terhadap olahraga tidak selalu harus dalam bentuk sorotan kamera atau trofi, tapi bisa juga lewat pengabdian senyap di akar rumput, tempat masa depan sepak bola Indonesia bertumbuh.(red.a)

Post a Comment

Previous Post Next Post