Kediri, panjalu.online – Komitmen Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, untuk memberikan bantuan pendidikan tinggi bagi pelajar dari keluarga kurang mampu bukan sekadar wacana. Langkah konkret telah diambil dengan menggandeng para pimpinan perguruan tinggi di Kota Kediri.
Kemarin (26/5), Vinanda mengadakan pertemuan khusus dengan 16 rektor perguruan tinggi guna merumuskan langkah strategis dalam merealisasikan beasiswa pendidikan dari jenjang S1 hingga S3. Pertemuan berlangsung di rumah dinas wali kota dan dimulai sekitar pukul 13.30 WIB.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam tersebut, dibahas secara mendalam mekanisme pemberian beasiswa kepada siswa dari keluarga miskin di Kota Kediri, termasuk kemungkinan kerja sama jangka panjang antara pemerintah kota dan institusi pendidikan tinggi.
Usai acara, Vinanda yang merupakan lulusan Magister Kenotariatan Universitas Airlangga itu menyampaikan bahwa Pemkot Kediri tengah fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. “Kami ingin memastikan bahwa setiap anak di Kota Kediri, meskipun berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, tetap memiliki peluang untuk melanjutkan kuliah di kampus-kampus terbaik di kota ini,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa program ini tidak hanya terbatas pada pemberian beasiswa saja, tetapi juga melibatkan kampus dalam program sosial kemasyarakatan. “Mahasiswa bisa melakukan KKN di berbagai kelurahan di Kota Kediri, sekaligus berkontribusi secara langsung dalam program pemberdayaan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, Zainal Afandi, mengapresiasi langkah Vinanda dan menyatakan dukungan penuh dari semua perguruan tinggi yang hadir. “Kami sepakat untuk ikut serta membangun Kota Kediri, terutama dari sisi pendidikan. Kami siap menyediakan beasiswa bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu,” jelas Zainal.
Untuk UNP sendiri, Zainal menyebutkan bahwa pihaknya akan memaksimalkan skema KIP-Kuliah (Kartu Indonesia Pintar Kuliah) dan beasiswa internal kampus agar bisa menjangkau lebih banyak mahasiswa miskin. Saat ini, tercatat ada 302 mahasiswa asal Kota Kediri yang kuliahnya dibiayai melalui KIP-Kuliah, dan tahun ini sudah ada 102 pendaftar baru dari jalur tersebut.
“Bagi mereka yang tidak tertampung dalam kuota KIP-Kuliah, kami sudah siapkan beasiswa dari dana mandiri kampus. Kami tidak ingin ada pelajar Kediri yang gagal kuliah karena biaya,” tegasnya.
Hal senada disampaikan oleh Ahmad Subakir, Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Wasil Kediri. Ia menyatakan kesiapan UIN untuk turut serta dalam kolaborasi ini dan mendorong peningkatan jumlah mahasiswa asal Kota Kediri.
“Selama ini, sekitar 15 persen penerima beasiswa di UIN adalah warga Kota Kediri. Angka ini harus bisa ditingkatkan. Terlebih, kami punya program khusus, di mana mahasiswa yang hafal Al-Qur’an berhak mendapatkan beasiswa tanpa memandang jurusan yang diambil,” papar Subakir.
Ia juga menambahkan rencana menghidupkan kembali jaringan sinergi antarperguruan tinggi di Kediri yang sempat vakum, sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemkot Kediri.
Langkah Wali Kota Vinanda ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan di Kediri, serta menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi bisa menjadi solusi nyata untuk mengatasi ketimpangan akses pendidikan tinggi. Program beasiswa ini diharapkan mulai berjalan tahun depan, dengan tahap awal pendataan siswa miskin dari berbagai sekolah menengah atas di Kota Kediri.(red.a)
Post a Comment