Surabaya, panjalu.online–Menjelang Hari Raya Idul Adha, masyarakat Muslim di Indonesia bersiap melaksanakan ibadah kurban. Momentum ini identik dengan melimpahnya daging kurban yang dibagikan kepada warga. Namun, banyak warga masih bingung cara menyimpan daging agar tetap segar dan aman dikonsumsi dalam waktu lama.
Dosen Gizi dari Universitas Airlangga, Dr. Rina Kurniasari, menyampaikan bahwa penyimpanan daging kurban perlu mengikuti prinsip keamanan pangan. Ia mengingatkan bahwa daging mentah mudah terkontaminasi bakteri jika tidak disimpan dalam suhu yang tepat.
“Daging sebaiknya langsung disimpan di kulkas setelah diterima. Jangan biarkan lebih dari dua jam di suhu ruang. Bila suhu di atas 32°C, maksimal satu jam,” jelas Dr. Rina, Senin (27/5/2025).
Menurutnya, daging bisa bertahan di lemari es selama 3–4 hari jika disimpan pada suhu 0–4 derajat Celsius. Sedangkan jika disimpan di dalam freezer bersuhu -18 derajat Celsius atau lebih rendah, daging dapat bertahan hingga beberapa bulan tergantung jenis dan kualitasnya.
Secara agama, menyimpan daging kurban juga diperbolehkan. Mengutip pandangan ulama, dalam kondisi normal, Rasulullah SAW membolehkan umat Islam menyimpan daging melebihi hari tasyrik, setelah sebelumnya sempat melarang saat masa darurat pangan.
“Ulama fikih sepakat bahwa sepertiga daging kurban boleh dikonsumsi sendiri, sisanya didistribusikan kepada yang membutuhkan,” tulis NU Online dalam salah satu artikelnya.
Untuk menjaga mutu dan kebersihan, masyarakat disarankan mengikuti beberapa langkah penyimpanan yang benar. Pertama, pastikan tangan dan wadah bersih saat menangani daging. Kedua, jika daging hendak dimasak segera, boleh dicuci terlebih dahulu. Namun, jika akan disimpan, sebaiknya tidak dicuci agar tidak mempercepat pembusukan.
Selain itu, masyarakat dianjurkan menyimpan daging dalam wadah tertutup atau plastik vakum, serta mencantumkan label tanggal penyimpanan. Marinasi daging menggunakan rempah seperti kunyit, bawang putih, dan garam juga bisa membantu memperpanjang daya tahan daging.
“Marinasi tidak hanya meningkatkan daya simpan, tapi juga menambah cita rasa saat dimasak,” imbuh Dr. Rina.
Ia menegaskan agar masyarakat tidak membekukan kembali daging yang sudah dicairkan, karena bisa menurunkan kualitas dan meningkatkan risiko kontaminasi.
Di sisi lain, pemerintah dan lembaga terkait diharapkan terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya keamanan pangan, terutama selama musim kurban. Pengetahuan dasar ini penting untuk mencegah keracunan makanan dan mengurangi potensi pemborosan akibat daging yang cepat basi.
“Dengan pengelolaan yang benar, daging kurban bisa dinikmati dalam waktu lebih lama tanpa mengorbankan kesehatan,” pungkas Dr. Rina.(red.a)
Post a Comment