KEDIRI, panjalu.online– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri terus mempercepat progres pembangunan Museum Sri Aji Joyoboyo yang terletak di Desa Menang, Kecamatan Pagu. Salah satu elemen penting yang kini diprioritaskan adalah pembangunan pagar depan museum, yang dirancang dengan nuansa khas arsitektur tempo dulu.
Dijadwalkan, proyek pagar tersebut akan memasuki proses tender pada pertengahan Juni mendatang, sebagai bagian dari rangkaian tahapan menuju penyelesaian total bangunan. Desain pagar sendiri mengadopsi gaya klasik Majapahit, menggunakan bata merah yang ditata berselang-seling, menciptakan kesan kuat namun elegan khas peradaban Jawa kuno.
“Saya sudah meninjau langsung dan melihat hasil renderingnya. Draft desain ini juga telah kami serahkan ke Mas Bup (Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana) untuk dikaji dan dipilih,” ujar Plt Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kabupaten Kediri, Irwan Chandra Wahyu Purnama, Kamis (30/5).
Irwan menjelaskan bahwa saat ini terdapat dua alternatif bentuk pagar yang sedang dalam tahap pertimbangan. Meski material utamanya sama, perbedaan mencolok terdapat pada struktur dan pola penataannya.
“Dari sisi bahan hampir identik, tetapi dari sisi desain dan tata letaknya ada perbedaan estetika. Nanti dipilih mana yang paling representatif untuk museum bersejarah ini,” paparnya.
Pembangunan pagar museum tersebut diproyeksikan akan menelan anggaran sekitar Rp 750 juta. Jika proses lelang berjalan tanpa hambatan, pengerjaan fisik ditargetkan rampung pada akhir September tahun ini.
Lebih dari sekadar pagar pembatas, desain ini nantinya akan menjadi wajah utama museum, mencerminkan semangat pelestarian budaya sekaligus menyambut masyarakat yang ingin mengetahui lebih jauh tentang sejarah Kediri.
Museum Sri Aji Joyoboyo sendiri bakal mengusung konsep storyline historis. Pengunjung akan diajak menyusuri perjalanan waktu, dari masa awal Kediri berdiri hingga kejayaannya sebagai pusat kerajaan besar di Nusantara.
“Penataan artefak akan dibuat berdasarkan alur sejarah. Jadi orang tidak hanya melihat benda purbakala, tetapi juga menyerap cerita dan nilai filosofis di baliknya,” jelas Irwan.
Keberadaan museum ini diharapkan bisa menjadi ikon baru pariwisata budaya di Kediri serta ruang edukatif bagi generasi muda. Tak hanya itu, keberadaan museum ini juga selaras dengan upaya Pemkab dalam memperkuat identitas sejarah dan memperluas akses masyarakat terhadap warisan leluhur.(red.a)
Post a Comment