panjalu.online-Diva Larasati, mahasiswi berusia 20 tahun, tengah bersiap bertolak ke Kota Malang guna mengikuti gelaran olahraga bergengsi tingkat provinsi, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025. Ia menjadi salah satu wakil andalan dari Kabupaten Kediri di cabang olahraga karate. Tahun ini, target yang dibidik tak lain adalah medali emas.
“Ini Porprov saya yang keempat,” ujar Diva yang kini dikenal sebagai salah satu atlet karate berbakat dari Kediri. Kesempatan berlaga di Porprov bukanlah hal instan bagi Diva. Perjalanannya dipenuhi oleh berbagai capaian mulai dari level daerah hingga nasional.
Di balik ketangguhannya di arena karate, tersimpan kisah awal yang menarik. Siapa sangka, dirinya justru mengawali langkah di dunia seni pertunjukan seperti tari dan peragaan busana. Namun karena merasa jenuh, ia memutuskan mencoba dunia bela diri—secara diam-diam.
“Sempat merasa bosan dan pengen coba hal baru, salah satunya bela diri. Awalnya nggak diizinkan orang tua karena saya anak perempuan satu-satunya. Mereka takut saya kenapa-kenapa,” ungkap Diva, yang merupakan anak tunggal.
Namun nasib berkata lain. Hanya dalam waktu tiga bulan berlatih, Diva mengejutkan banyak pihak dengan meraih juara di ajang Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab). Prestasi inilah yang membuat kedua orang tuanya akhirnya mendukung penuh langkah sang putri di dunia karate.
Meski telah menekuni karate selama bertahun-tahun, jalan Diva tidak selalu mulus. Tantangan berat justru datang ketika ia memasuki dunia perkuliahan. Transisi dari SMA ke bangku universitas membuatnya sempat bimbang, takut tidak mampu membagi waktu antara latihan dan studi.
“Awalnya ragu, tapi ternyata di kampus saya ada UKM karate. Jadi saya putuskan lanjut,” cerita mahasiswi Universitas Brawijaya yang kini sedang menempuh pendidikan di Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Vokasi.
Kesehariannya kini dipenuhi jadwal padat. Bentrokan antara kegiatan akademik dan latihan seringkali membuatnya kewalahan. “Susah banget bagi waktu. Kadang pengen nyerah,” keluhnya.
Meski begitu, semangat Diva tak pernah benar-benar padam. Setiap kali merasa lelah, ia kembali mengingat dukungan dari keluarga dan teman-temannya yang selalu menyemangati.
“Orang tua selalu dukung. Teman-teman juga. Itu yang bikin saya terus lanjut,” tambahnya.
Lebih dari sekadar medali, Diva merasakan kepuasan batin setiap kali mampu menaklukkan tantangan dan naik podium juara. Capaian itu menjadi pemacu semangatnya untuk terus berlatih dan mengembangkan diri.
Seiring waktu, Diva mulai menatap masa depan. Ia mengungkapkan keinginannya untuk mencoba peruntungan di dunia kepolisian. “Kuliah saya hampir selesai. Rencananya saya mau istirahat dulu dari karate, lalu coba daftar jadi polwan,” tandasnya penuh tekad.
Kini, dengan semangat membara dan tekad yang tak gentar, Diva siap membuktikan kemampuannya di Porprov 2025 dan membawa pulang kebanggaan bagi Kediri.(red.a)
Post a Comment