panjalu.online -Dalam penanggalan Hijriah, Muharram bukan sekadar awal tahun baru, tetapi merupakan salah satu bulan yang memiliki kehormatan tinggi dalam ajaran Islam. Bulan ini dikenal sebagai waktu yang diberkahi, di mana setiap kebaikan dilipatgandakan dan setiap amalan bernilai besar di sisi Allah SWT.
Muharram menjadi momen reflektif bagi umat Islam untuk memperbarui niat, memperbanyak ibadah, dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Bagi banyak orang, ini adalah saat yang tepat untuk menata ulang langkah hidup dan lebih mendekat kepada Sang Pencipta.
Kemuliaan Muharram dalam Pandangan Islam
Muharram termasuk dalam kelompok bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa ada sejumlah bulan suci yang harus dihormati, dan Muharram termasuk di dalamnya. Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwa bulan-bulan ini telah ditetapkan sebagai waktu mulia sejak penciptaan langit dan bumi.
Karena kedudukannya yang istimewa, segala bentuk kebaikan di bulan ini mendapatkan ganjaran berlipat. Namun demikian, perbuatan dosa juga lebih besar dampaknya. Maka dari itu, bulan ini menjadi pengingat agar umat Muslim menjaga perilaku dan memperbanyak amal saleh.
Puasa di Bulan Muharram: Sunnah yang Diberkahi
Di antara amalan yang sangat dianjurkan di bulan ini adalah berpuasa. Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa puasa di bulan Muharram adalah salah satu puasa terbaik setelah Ramadan. Ini menunjukkan betapa besar nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.
Selain puasa, terdapat satu hari khusus di pertengahan bulan ini yang sangat dimuliakan, yaitu Asyura. Pada hari tersebut, Nabi Musa AS diselamatkan dari kejaran Fir’aun, dan sebagai bentuk syukur, beliau berpuasa. Nabi Muhammad SAW pun mencontohkan ibadah puasa di hari itu dan menganjurkan umatnya untuk melakukannya sebagai bentuk penghormatan.
Muharram dan Peristiwa Besar Para Nabi
Bulan ini juga menjadi saksi berbagai peristiwa penting yang dialami oleh para Nabi terdahulu. Di antaranya adalah diterimanya taubat Nabi Adam AS, keselamatan Nabi Ibrahim AS dari api yang membakar, serta kembalinya Nabi Yunus AS dari perut ikan.
Selain itu, pada bulan ini pula Nabi Nuh AS selamat dari banjir besar, Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara, dan Nabi Isa AS diangkat ke langit oleh Allah SWT. Semua peristiwa ini menjadi pelajaran tentang kesabaran, keimanan, dan pertolongan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang taat.
Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Muharram
Para ulama telah mewariskan berbagai nasihat untuk memakmurkan bulan Muharram dengan amalan yang mendekatkan diri kepada Allah. Di antaranya adalah memperbanyak salat sunnah, berpuasa, bersedekah, membaca Al-Qur’an, mempererat silaturahim, dan menambah perhatian kepada keluarga.
Ada juga amalan-amalan kecil namun bermakna, seperti mengusap kepala anak yatim, menjenguk orang sakit, mempercantik diri dengan memakai celak mata sebagaimana sunnah Nabi, dan memperbanyak dzikir serta doa.
Salah satu amalan yang sering disebut dalam kitab-kitab klasik adalah membaca surah Al-Ikhlas sebanyak-banyaknya sebagai bentuk pengagungan terhadap keesaan Allah SWT.
Muharram, Waktu Terbaik untuk Memulai Kebaikan
Muharram adalah undangan untuk memulai tahun baru Islam dengan hati yang bersih, niat yang lurus, dan semangat beribadah yang baru. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi diri dan memantapkan langkah menuju hidup yang lebih berkah dan bermakna.
Daripada sibuk mengejar dunia semata, Muharram mengajak kita untuk kembali mengisi hari-hari dengan amal yang tulus dan bermanfaat. Karena sejatinya, tahun baru bukan sekadar pergantian waktu, tetapi juga peluang baru untuk menjadi lebih dekat kepada Allah SWT.(red.a)
Post a Comment